Senin, 01 Mei 2023

LIRIK menepi di ujung rindu

MALAIKAT JUGA TAHU 


Lelahmu jadi lelahku juga

Bahagiamu, bahagiaku pastiBerbagi takdir kita selaluKecuali tiap kau jatuh hati
Kali ini hampir habis dayakuMembuktikan padamu ada cinta yang nyataSetia hadir setiap hariTak tega biarkan kau sendiriMeski seringkali kau malah asyik sendiri
Kar'na kau tak lihat terkadang malaikatTak bersayap, tak cemerlang, tak rupawanNamun kasih ini silakan kauaduMalaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya
Hampamu takkan hilang semalam oleh pacar impianTetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurnaTapi siap untuk diujiKu percaya diri cintakulah yang sejati
Namun tak kaulihat terkadang malaikatTak bersayap, tak cemerlang, tak rupawanNamun kasih ini silakan kauaduMalaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya
Kau s'lalu meminta terus kutemaniEngkau s'lalu bercanda, andai wajahku digantiRelakan ku pergi karena tak sanggup sendiri
Namun tak kaulihat terkadang malaikatTak bersayap, tak cemerlang, tak rupawanNamun kasih ini silakan kauaduMalaikat juga tahu
Namun tak kaulihat terkadang malaikatTak bersayap, tak cemerlang, tak rupawanNamun kasih ini silakan kauaduMalaikat juga tahu
Malaikat juga tahuAku yang jadi juaranya



lagunya enak di dengar, harapan pasti di ujung rindu.
kenapa di ujung rindu? karena rindu ini yang tak menemukan ujung.
sulit sekali
tertatih sekali
berat sekali
tapi tetap melekat di rindu yang tak berujung.
sudah tau susah, sudah tau tidak tau jalan, sudah tau akan sakit 
Andai Tau itu datang di awal, tak kan mau melaju kencang kearahmu.
Tapi kenyataanya Pahit
meninggalkan kenangan dan luka yang mebekas..
Dengan cara apalagi ?
Sampai menunggu kapan?
MAsih berdoa? Iya, Doa itu masih ada dan tetap ada
Bisakah Kau mengembalikan KU seperti dulu?
Aku hampir kehilangan diriku.

Semuanya berhianat...
Pergi lalu kembali
Dan harapan ini masih menuggu di Ujung Rindu 

Tuhan ingin aku kembali, Jiwaku merindukan diriku
Semoga hal baik akan Tiba

Selasa, 06 April 2021


Jika kita hanya mengasihi orang yang mengasihi kita ,apa upah kita?

Mendapati kenyataan bahwa seseorang yang kita kasihi dalam Doa pun bisa melukai kita. Apa yang harus kita lakukan?

Namanya sudah terukir jelas di hati, entah ini terlalu cepat atau tidak

Meskipun sudah banyak rintangan terlihat dan kita merasakan hikmat itu jauh diantara kita saat itu. Tapi selalu ada hal yang menarikku Kembali untuk mengingatmu dalam Doa.

Entah apa yang ada dihatimu

Aku jatuh terlunglai mengadu kepada Tuhan, dan ingin berlindung kepada-Nya. Namun aku tidak tau dimana keberadaanmu saat itu. Aku hanya berdiam diri, menikmati perenungan ku

 

Dan kamu tidak Kembali memegang tanganku untuk berjalan Bersama, tapi ku tetap membawamu dalam Doa. Entah sampai kapan


 

Senin, 02 Januari 2017

Karena sudah selesai 4 Tahun



Minggu, 06 November 2016
Haiii.ii
 Sudah lama tidak menghamipiri BLOG ini, karena memang belum terlintas untuk menuliskan seonggok kisah [ whattt,seonggok??] diralat à Sepenggal kisah yang terjadi. Terakhir saya lihat postingan yang berhubungan dengan masa-masa Kuliah, yupp tepatnya masa awal Kuliah yang Luar Biasa. Hiikkss...hiksss jadi Terharu kann kalo ngingat masa kuliah // (T_T)
Jadi untuk menuliskan postingan ini, saya butuh waktu untuk feedback kembali, mulai dari ini, atau itu, atau dari sana?? Atau dari sini saja?? Ahh, terlalu banyak..
Untuk berada pada titik ini, memang banyak yang sudah dilalui. Syukurnya saya punya Tuhan yang begitu Hebat, Dia selalu memukau. Syukur buat Tuhan Yesus Kristus sudah memberikan saya kesempat untuk mebahagiakan Orang Tua saya (Mamak dan Bapak à panggilan kesayangan hehehe J) karena berhasil menyelesaikan Kuliah dengan sangat memuaskan dan Wisuda pada hari Rabu, 19 Oktober 2016 di Gedung Serbaguna Unimed. Betapa bangga dan bahagianya mereka karena dapat mengantarkan saya (Anak bungsu dari 4 bersaudara) sampai Lulus S-1 (Strata 1) dan mendapat Gelar S.Pd yang tentunya sudah masuk dalam keluarga besar alumni Jurusan Matematika FMIPA Unimed tahun lulus 2016. Tentu pencapaian ini bukan karena hebat dan kuat saya, melainkan hanya karena Kemurahan, berkat dan Kasih Tuhan kepada kami dan Orang Tua yang juga begitu luarbiasanya.
Dan apa yang sudah saya capai saat ini sesungguhnya belum bisa membalas kemurahan hati, kebaikan, pengorbanan, dan kasih sayang Orang Tua terhadap saya.


Saya berharap kepada Tuhan, agar Kedua Orang Tua saya selalu diberikan kesehatan yang kuat, dan umur panjang. Agar 4 Putrinya dapat memberikan kebahagian lagi dan lagi, dapat menjadi berkat buat keluarga dan orang sekitar. Dan yang saya tau bahwa kalian berdua adalah Partner Tuhan terhebat di Bumi ini.  Jangan pernah lelah buat Mamak dan Bapak dalam membimbing kami.
Walau saya sadar, banyak sekali kekurangan dalam diri saya selaku anak dan pribadi yang menuju kedewasaan tapi saya yakin dan percaya Bahwa Tuhan selalu dan akan memberikan rancangan-rancangan yang luar biasa baiknya terhadap perjalan hidup saya dan siap menjadi berkat buat orang-orang walaupun saya selaku pribadi merasa bahwa saya tidak memiliki apapa tapi Dia selalu memampukan. Saya Percaya dan mengaminkannya. J

Selasa, 09 September 2014

Model-Model Pemebelajaran dalam Kurikulum 2013 mbak n mas bro..



nahh, selesai lah dulu kita ngebahas yang lain-lain :D
sekarang kita lari ketopik p3m , yg seribet ininy rupanya..
otahee..
let's ckeck this out guys..
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013

1.    Pembelajaran Berbasis Proyek ( Project Based Learning )
a.      Konsep/ Defenisi
Pembelajaran Berbasis Proyek ( Project Based Learning ) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Melalui model pembelajaran ini, proses inquiri dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing perserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subyek (materi) dalam kurikulum. Project Based Learning ini merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik  dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajran Project Based Learning ini memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik berikut ini :
·         Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;
·         Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik ;
·         Peserta didik mendesain proses unu=tuk melakukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang dilakukan;
·         Pesrta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan masalah;
·         Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;
·         Peserta didik secara berkala ,elakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;
·         Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif ; dan
·         Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
b.      Fakta Empirik keberhasilan
Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai berikut :
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
·         Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar , mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka pelru untuk dihargai.
·         Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
·         Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-probelm yang kompleks.
·         Meningkatkan kolaborasi
·         Mendorong peserta didik mendorong untuk mengembangkan dan mempraktikkan kemampuan komunikasi.
·         Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengelola sumber.
·         Memberikan pengalaman peserta didik pembelajran dna praktik dalam mengorganisasi proyek.
·         Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
·      Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
·      Membutuhkan biaya yang cukup banyak
·      Banyak guru yang nyaman dengan kelas tradisional , dimana guru memegang peran utama dikelas
·      Banyak peralatan yang harus disediakan.
·      Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalamai kesulitan.
·      Ada kemumngkinan peserta didik yang kurnag aktif dalam kerja kelompok.
Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan kemampuan seperti kolaborasi dan refleksi. Pembelajaran berbasis proyek membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan sosial mereka, menyebabkan absensi mereka berkurang, dan lebih sedikt masalah disiplin ddikelas. Siswa juga semakin lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa.
Pembelajaran Berbasis Proyek juga menigkatkan antusias untuk belajar. Ketika anak-anak bersemangat dna antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memeperluas minat mereka untuk mata aapelajran lainnya.
c.       Langkah-langkah operasional
·         Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
·         Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
·         Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
·         Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
·         Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
·         Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.
.
d.      Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek
Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek harus dilakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teksnik penilaian  yang dikembangkan oleh Pusat penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian produk. Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut  :

·         Penilaian Proyek
a.    Pengertian
  Penilaian proyek merupakan kegiatan penialaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Ada 3 hal yang haarus dipertimbangkan dalam menilai proyek yaitu (1). Kemampuan pengelolaan; (2). Relevansi ; (3). Keaslian.
b.   Teknik Penilaian Proyek
   Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan , proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu ,Guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penusunan desain, pemgumpulan data, analisis data, dan menyiapkan laporan tertulis.
·      Penilaian Produk
a.      Pengertian
    Penilaian Produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputimpenilaian kemampuan perserta didik membuat produk-produk teknologi dna seni, seperti : makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik dan logam. Pengembangan produk meliputi  3 tahap dan setiap tahap dan setiap tahap diadakan penilaian yaitu : (1).Tahap persiapan, meliputi : penilaian kemampuan peserta didik dna merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk ; (2). Tahap pembuatan produk (Proses), meliputi : penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan mengunakan bahan, alat dna teknik ; (3). Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi : penilaian produk yang dihasilkan perserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
b.      Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik .
(1).  Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan tahap appraisal.
(2).   Cara analitik, yaitun berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan

2.        Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
a.      Konsep/defenisi
1)      Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).
2)      Pembelajaran berbasis masalah meruapakan suatu metode pembelajaran yang menantang perserta didik untuk “belajar bagaimana belajar” bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
b.      Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran
·         Melalui PBL (Problem Based Learning) akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadpan dengan situasi dimana konsep diterapkan.
·         Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan penegtahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
·         PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis , menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja , motivasi internal untuk belajar, dan mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
c.       Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
·      Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
·      Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap malasalah kajian.
·      Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
·      Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
·      Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
d.      Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah
Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portofolio yang merupakan kumpulan sistematis pekerjaan-pekerjaaan siswa yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu. Penilaian dalam pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.

3.        Pembelajaran berbasis Penemuan (Discovery Learning)
a.      Konsep/defenisi
Model Discovery Learning didefinisikan sebagai proses pemebelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasikan sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa :”Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matter in the final form , but rather is required to organize it him self”. (Lefancois dalam Emetembun, 1986 : 103). Ide dasar Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas. Model Discovery Learning adalah memahami konsep , arti , dan hubungan , melalui proses intutif untuk akhirnya sampai kepada seuatu kesimpulan (Budiningsih , 2005 : 43). Discovery terjadi bila individu terlibat.
Dalam mengaplikasikan Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar aktif , sebagaiamana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Dalam metode Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan daam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegoatan menghimpun informasi , membandingkan, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis , mengintegrasikan, mengreorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.
b.      Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran
Berdasarkan fakta dan hasil pengamatan penerapan pendekatan Discovery Learning  dalam pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan Penerapan Discovery Learning.
·         membantu siswa utuk memperbaiki dan ameningkatkan keteranpilan-keterampilan dan proses-proses kognitif.
·         Dapat menguatkn pengertian, ingatan dan transfer
·         Memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
·         Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya
·         Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan guru pun dapat abertindak aasebagai siswa dan peneliti dalam situasi diskusi.
·         Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
·         Mendorong siswa berpikri dan bekerja keras atas inisiatif sendiri.
·         Situasi proses belajar menjadi lebih tertantang/termotivasi
·         Meningkatkan penghargaan pada siswa
·         Dapat menemebangkan bakat dan kecakapan individu
Kelemahan penerapan Discovery Learning
·      Menibulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar . bagi siswa yang kurang pandai , akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep yang tertulis atau lisan.
·      Tidak efisien untuk mengjaar siswa dalam jumlah yang banyak,
c.       Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam proses pemebelajaran.
Menurut Syah (2004: 244) dalam mengaplikasikan Discovery Learning dikelas , ada abeberapa yang harus dilaksanakan dalama kegiatana belajar mengajar sevara umum sebagai berikut :

·           Stimulation (memberi stimulus).
        Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
·         Problem Statement (mengidentifikasi masalah).
Dari tahapan tersebut, peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
·         Data Collecting (mengumpulkan data).
Pada tahapan ini peserta didik diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.
·         Data Processing (mengolah data).
Kegiatan mengolah data akan melatih peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
·         Verification (memferifikasi).
Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
·         Generalization (menyimpulkan).
Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.