Sebenarnya hanya dibalik cover yang
penuh tawa. Tapi kalau dilihat dari segi keutuhannya semu itu hanya pelengkap
saja agar tidak kelihatan suatu hal. Yaa, entah apapun itu yang dapat mereka
simpulkan , tapi yang kuterima hanyalah sebuah hal ynag bersifat main-main saja
tidak lebih, kalau pun hal itu benar adanya, mungkin aku harus memihatnya lebih
dalam lagi. Karean masih banyak lagi yang terbesit dipirann ini tentang
seseorang, ya seseorang yang tidak biasa bagiku, tapi sudah biasa dalam sukma
ku. Entah apa maksud dari ini semua, aku pun tidak begitu mengerti, tapi dari
ketidak mengertianku selama ini tentang seseorang itu, hal ini sudah mendarah
daging, mengakrabkan diri untuk menjadi teman dari setiap hembusan nafas ini.
Mungkin akan lebih nyaman rasanya kalo aku dan dia saling mengetahui akan hal
itu, tapi ternyata belum sampai ketahap itu sepertinya, dan hanya aku dan Dia
yang setia yang bisa membahas tenatng dia dari setiap keheningan malam yang
datang, mungkkkiin hal ini sedikit membantu, karena kalau saja dia juga tau,
nahhhhhh rasanyaa itu apa yaaa... wkwkwkkwkkwkwkwkwkwkwkwkwkkwkwkw, tauk akkhh
geyapp...
Nah pernah suatu ketika,ada
kesempatan buat bisa naik kelevel berikutnya (hahah level apaann??) yaah
pokoknya ada ada kemajuan dikit laah,
berawal dari suara itu yang membuat aku semakin bisa bertahan, dan
mungkin akan tetap terngiang. Dan aku sangat mensyukuri itu. Dan hingga
sekarang msih melekat ,apalagi ditambah semua ingatan-ingatan yang menjadi awal
komunikasi ini untuk berjalan sampai sekarang, walaupun terkadang seperti
untaian indah dari grafik sinus, atau pun cosinus yang melambai melekuk waktu,
terkadang turun dan naik, dan selalu memiliki puncak yang tidak cukup satu
senyuman untuk menghiasinya. Dan aku membiarkan senyuman itu terus ada,
membiarkan diriku untuk tetap dalam koridor ini, tidak mau pergi. Karena aku
masih sangat dan tetap akan bersyukur tentang apa yang terjadi. Aku masih dan
tetap bersyukur karena telah di pertemukan dengan dia.
Selesai lah dulu kita
membicarakan(what??) dia terus, nahhh sekarang aku diperhadapkan dalam suasana
baru, mereka yang terdekat versi saat ini. Kadang ntah apa yang ada dipikiran
mereka , seolah-olah apa yang mereka lihat itu sudah menjadi satu-satunya
alasan yang benar. Aku tau ada maksud baik daari semua pembicaraan yang
terkadang nilainya tidak berbobot, tapi aku merasa kasihan ke merekanya karena
ketidaktahuan mereka dalam membaca situasi yang tepat untuk membicarakan suatu
hal yang menyangkut privasi orang. Aku gak mau menjadikan ini sebagai bahan
yang membuatku merasa semakin kecil, karena aku tau mereka hanya membangga kan
apa yang mereka ketahui(bukan perkara pengetahuan) kalau aku terpancing dengan
hal-hal yang tidak penting seperti itu, apa bedanya aku dengan mereka. Intinya
seperti ini, kalo mereka menertawakan aku karena berbeda, maka aku akan tertawa
melihat mereka sama.
Tapi yang harus kupelajari dari
kondisi ini adalah bukan saling menertawakan, tapi bagaimana supaya aku bisa
lebih maju dari mereka yang hanya membanggakan yang baru mereka ketahui dengan
cara yang rendah. Jadi gak ada alasan buat ku untuk berhenti belajar untuk
menaikkan derajatku dan yang ku tahu aku punya Tuhan yang Hebat yang setia,
yang bisa menjadi mitra, sahabat, teman diskusi, dan penasehat ku, bukan teman
yang banyak, yang banyak ngomong, yang banyak pamer,yang banyak cakap, yang
banyak politiknya,yang banyak kepura-puraaanya, dan banyak keegoisannya dan
yang paling parahnya yang paling banyak ketaktahu-diriannya.
Dan itu lah dia yang menjadi
pelajaran baru karena berada diantara mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar