Selasa, 09 September 2014

Bertambah



Sebenarnya hanya dibalik cover yang penuh tawa. Tapi kalau dilihat dari segi keutuhannya semu itu hanya pelengkap saja agar tidak kelihatan suatu hal. Yaa, entah apapun itu yang dapat mereka simpulkan , tapi yang kuterima hanyalah sebuah hal ynag bersifat main-main saja tidak lebih, kalau pun hal itu benar adanya, mungkin aku harus memihatnya lebih dalam lagi. Karean masih banyak lagi yang terbesit dipirann ini tentang seseorang, ya seseorang yang tidak biasa bagiku, tapi sudah biasa dalam sukma ku. Entah apa maksud dari ini semua, aku pun tidak begitu mengerti, tapi dari ketidak mengertianku selama ini tentang seseorang itu, hal ini sudah mendarah daging, mengakrabkan diri untuk menjadi teman dari setiap hembusan nafas ini. Mungkin akan lebih nyaman rasanya kalo aku dan dia saling mengetahui akan hal itu, tapi ternyata belum sampai ketahap itu sepertinya, dan hanya aku dan Dia yang setia yang bisa membahas tenatng dia dari setiap keheningan malam yang datang, mungkkkiin hal ini sedikit membantu, karena kalau saja dia juga tau, nahhhhhh rasanyaa itu apa yaaa... wkwkwkkwkkwkwkwkwkwkwkwkwkkwkwkw, tauk akkhh geyapp...
Nah pernah suatu ketika,ada kesempatan buat bisa naik kelevel berikutnya (hahah level apaann??) yaah pokoknya ada ada kemajuan dikit laah,  berawal dari suara itu yang membuat aku semakin bisa bertahan, dan mungkin akan tetap terngiang. Dan aku sangat mensyukuri itu. Dan hingga sekarang msih melekat ,apalagi ditambah semua ingatan-ingatan yang menjadi awal komunikasi ini untuk berjalan sampai sekarang, walaupun terkadang seperti untaian indah dari grafik sinus, atau pun cosinus yang melambai melekuk waktu, terkadang turun dan naik, dan selalu memiliki puncak yang tidak cukup satu senyuman untuk menghiasinya. Dan aku membiarkan senyuman itu terus ada, membiarkan diriku untuk tetap dalam koridor ini, tidak mau pergi. Karena aku masih sangat dan tetap akan bersyukur tentang apa yang terjadi. Aku masih dan tetap bersyukur karena telah di pertemukan dengan dia.
Selesai lah dulu kita membicarakan(what??) dia terus, nahhh sekarang aku diperhadapkan dalam suasana baru, mereka yang terdekat versi saat ini. Kadang ntah apa yang ada dipikiran mereka , seolah-olah apa yang mereka lihat itu sudah menjadi satu-satunya alasan yang benar. Aku tau ada maksud baik daari semua pembicaraan yang terkadang nilainya tidak berbobot, tapi aku merasa kasihan ke merekanya karena ketidaktahuan mereka dalam membaca situasi yang tepat untuk membicarakan suatu hal yang menyangkut privasi orang. Aku gak mau menjadikan ini sebagai bahan yang membuatku merasa semakin kecil, karena aku tau mereka hanya membangga kan apa yang mereka ketahui(bukan perkara pengetahuan) kalau aku terpancing dengan hal-hal yang tidak penting seperti itu, apa bedanya aku dengan mereka. Intinya seperti ini, kalo mereka menertawakan aku karena berbeda, maka aku akan tertawa melihat mereka sama.
Tapi yang harus kupelajari dari kondisi ini adalah bukan saling menertawakan, tapi bagaimana supaya aku bisa lebih maju dari mereka yang hanya membanggakan yang baru mereka ketahui dengan cara yang rendah. Jadi gak ada alasan buat ku untuk berhenti belajar untuk menaikkan derajatku dan yang ku tahu aku punya Tuhan yang Hebat yang setia, yang bisa menjadi mitra, sahabat, teman diskusi, dan penasehat ku, bukan teman yang banyak, yang banyak ngomong, yang banyak pamer,yang banyak cakap, yang banyak politiknya,yang banyak kepura-puraaanya, dan banyak keegoisannya dan yang paling parahnya yang paling banyak ketaktahu-diriannya.
Dan itu lah dia yang menjadi pelajaran baru karena berada diantara mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar