KATA PENGANTAR
Makalah
ini kami susun untuk memenuhi kebutuhan tugas kelompok pada mata kuliah
geometri euclid. Sesuai dengan maksud tersebut kami berupaya menyajikan makalah
ini dengan sebaik-baiknya agar mencapai nilai yang maksimal.
Isi
makalah ini memaparkan tentang sistem aksiomatik, geometri incidence, teorema
fano dan teorema young yang secara singkat dan sederhana.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca.
assekk :) hahha
assekk :) hahha
1.
GEOMETRI FANO
DAN YOUNG
1.1.GEOMETRI FANO
Inisiatif
pertama dalam mempelajari geometri finite datang dari Gino Fano. Pada tahun 1892, Fano
menemukan geomtri finite tiga dimensi yang mempunyai 15 titik, 35 garis, dan 15
bidang. Satu dari bidang – bidang tersebut adalah geometri Fano. Sebagai
undefined term ditetapkan titik, garis, dan relasi “pada”. Aksioma – aksiomanya
adalah sebagai berikut.
Aksioma -1 :terdapat minimal satu garis
Aksioma -2 :terdapat tepat tiga titik pada setiap garis
Aksioma -3 :tidak semua titik segaris
Aksioma -4 :terdapat tepat satu garis pada sembarang dua titik berbeda
Aksioma -5 :terdapat minimal satu titik pada sembarang dua garis berbeda
Berikut ini dua penyajian dari suatu model geometri
Fano
A A A B C C E
B G E G G F B
C F D D E D F
I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7
Dari
aksioma – aksioma dan undefined terms diturunkan teorema – teorema berikut ini.
![](file:///C:%5CUsers%5CHP7ULT%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image007.gif)
Dua
garis berbeda mempunyai tepat satu titik sekutu
Bukti:
Menurut
aksioma ke-5 terdapat minimal satu titik pada sembarang dua garis berbeda. Sebut garis itu garis k
dan g dengan titik sekutu P, andaikan ada titik sekutu lain yaitu Q maka:
P
pada k dan Q pada k, demikian pula P pada g dan Q pada g. Berarti untuk dua
titik berbeda P dan Q terdapat dua garis.
Hal
ini kontradiksi dengan aksioma ke-4. Jadi dua garis berbeda mempunyai tepat
satu titik sekutu.
![](file:///C:%5CUsers%5CHP7ULT%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image008.gif)
Geometri
Fano mempunyai tepat 7 titik dan 7 garis
Bukti:
Menurut
aksioma -1, terdapat minimal satu garis, garis itu kita sebut l.
Menurut
aksioma -2, pada garis l ada tepat tiga titik, sebut titik A,B, dan C.
Menurut
aksioma -3, tidak semua titik pada garis l, berarti ada minimal satu titik
tidak pada l, sebut titik itu P. jadi ada minimal 4 titik, yaitu A,B,C,dan P.
Menurut
aksioma -4: P dan setiap titik pada l menentukan garis – garis berbeda.
Menurut
aksioma-2 garis – garis ini memuat 3 titik. Karena untuk setiap dua titik hanya
ada satu garis ( aksioma-4) maka tiga
titik tadi pasti buka A,B,C, maupun P. jadi minimal ada 7 titik, A,B,C,P,Q,R,
dan S.
Andaikan
ada titik ke-8 yaitu K, maka P dan K menentukan garis h= garis PQ (aksioma-4).
Menurut
aksioma -5, h dan l pasti berpotongan. Titik potong h dan l pasti bukan A,B,
ataupun C, karena dua titik menentukan garis tunggal. Karena itu berarti l
memuat 4 titik. Hal ini kontradiksi dengan aksioma -2. Jadi tidak mungkin ada
titik kedelapan, sehingga ada tepat 7 titik.
1.2.GEOMETRI YOUNG
Semua istilah rimitive dan aksioma
pada Geometri Young sama seperti pada Geometri Fano, kecuali Aksioma 5-nya yang
berbeda. Aksioma 5 pada Geometri Young menyatakan untuk setiap garis l dan setiap titik P yang tidak terletak pada
garis l, terdapat tepat satu garis
pada P yang tidak memuat setiap titik
pada l.
Dari aksioma-aksioma pada Geometri
Young dapat diturunkan teorema-teorema berikut ini.
![](file:///C:%5CUsers%5CHP7ULT%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image009.gif)
Disetiap titik terdapat minimal empat garis
Bukti :
Menurut aksioma- 1 : ada minimal satu garis, sebut
garis itu l.
Menurut aksioma -2 : ada tepat 3 titik pada setiap garis.
Berarti di l ada 3 titik, sebut titik itu A , B dan C.
Menurut aksioma- 3 : tidak semua titik segaris.
Berarti ada titik tidak pada l, sebut P.
Menurut aksioma- 4 : ada tepat satu garis pada
sebarang dua titik berbeda. Jadi ada minimal 3 garis melalui sebarang titik P.
Menurut aksioma- 5 : di P tidak pada l ada satu
garis yang tidak memuat titik pada l. Jadi ada minimal 4 garis di P.
![](file:///C:%5CUsers%5CHP7ULT%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image012.gif)
Terdapat tepat 9 titik
Bukti :
Berdasarkan aksioma
1 dan 2 didapat ada minimal 3 titik pada garis l.
Sedang menurut aksioma 3 tidak semua titik segaris,
berarti ada minimal satu titik yang tidak pada l, sebut titik itu P. Sehingga
ada minimal 4 titik.
Akisioma –4 menyatakan setiap 2 titik menentukan
garis. Berarti P dan titik-titik pada l menentukan garis , yaitu l1dan
l2 dan l3. Di setiap garis ini ada tepat satu garis ,
sehingga minimal ada 7 titik. Menurut teorema -1 : di P ada minimal 4 garis dan
menurut aksioma-5, l tidak memotong l. Sedangkan
menurut aksioma -2 ; di l4 ada tepat 3 titik. Jadi ada minimal 9
titik.
Andai ada titik ke -10 yaitu Q
Menurut aksioma-4 : P dan Q menentukan suatu garis .
Titik Q pasti
tidak ada pada l, karena kalau Q pada l berarti di l ada lebih dari 3
titk. Hal ini akan kontradiksi dengan akisoma-2. Sehingga di P ada lebih dari
satu garis yang tidak memuat titik pada l. Kontradiksi dengan aksioma-5
Jadi tidak ada titik yang ke 10. Terbukti ada tepat
9 titik.
TEOREMA KE-3 YOUNG![](file:///C:%5CUsers%5CHP7ULT%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image015.gif)
![](file:///C:%5CUsers%5CHP7ULT%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image015.gif)
Terdapat tepat 12 garis
Bukti
:
Menurut
Teorema 2 ada tepat 9 titik. Sebut saja titik-titik nya A, B, C, D, E, F, G, H
dan I. menurut aksioma 2 ada tepat 3
titik berbeda pada setiap pada setiap garis.
jadi didapat:
jadi didapat:
A A A B B B C C D D G H
B D E E D F F E E H H F
C G I H I G I G F C I A
l1 l2 l3 l4 l5 l6 l7 l8 l9 l10 l11 l12
2.
GEOMETRI
INCIDENCE
Pada uraian sebelumnya telah dibahas
aplikasi metode aksiomatik dalam geometri untuk membuktikan beberapa geometri
finite. Pada kenyataannya terdapat geometri yang mempunyai sejumlah titik dan
garis yang tidak finite. Berikut ini akan dibahas suatu himpunanaksioma yang
tidak secara ekspisit menyatakan sejumlah finite titk atau garis.
Aksioma-aksiomanya digunakan untuk geometri finite dan geometri infnite.
Sebagai undefined terms adalah titik, garis, pada.
Aksioma-aksioma
dasar untuk geometri ini ada empat yaitu ;
Aksioma-1
: Setiap dua titik berbeda pada tepat satu garis.
Aksioma-2
: Untuk setiap garis, minimal dua titik berbeda pada garis itu.
Aksioma-3
: terdapat minimal 3 titik berbeda.
Aksioma-4
: tidak semua titik segaris.
Suatu
geometri yang memenuhi ke empat aksioma di atas disebut Geometri Incidence.
Contoh 1.3.3.1
Geometri
empat titik adalah geometri Incidence. Hal ini dapat dilihat dari padanan
berikut ini.
Geometri Incidence Geometri 4 titik
Aksioma-1…………………………………………………………
Aksioma-2
Aksioma-2…………………………………………………………
Aksioma-3
Aksioma-3……………………………………………………….....Aksioma-1
Aksioma-4……………………………………………………..…...Aksioma-1, Aksioma-2,
Aksioma-3
Dapat
dilihat bahwa Aksioma-aksioma Geometri Incidence semua dipenuhi oleh Aksioma-
aksioma geometri 4 titik. Karena itu geometri 4 titikmerupakan geometri
Incidence.
Contoh 1.3.3.2
Geometri
Fano dan Young adalah geometri Incidence.
Contoh 1.3.3.3
Geometri 4 garis bukan geometri Incidence, karena
aksioma-1 geometri Incidence tidak terpenuhi.
Dari undefined terms dan Aksioma-
aksioma diturunkan beberapa teorema berikut ini :
TEOREMA -1 Geometri
Incidence
Jika dua garis berbeda
berpotongan maka perpotongannya pada tepat satu titik.
Bukti
:
Misalkan
garis itu 1 dan m
Jika
1 dan m berpotongan menurut definisi mereka berpotongan pada minimal satu
titik, sebut P.
Andaikan
1 dan m juga berpotongan di Q, maka melalui P dan Q terdapat garis PQ, sehingga
melalui P dan Q ada lebih dari garis. Kontradiksi dengan aksioma 1 incidence.
Terbukti
1 dan m berpotongan pada tepat satu titik.
TEOREMA -2 Geometri
Incidence
Untuk setiap titik terdapat minimal
dua garis yang memuat titik itu.
Bukti
:
Menurut
aksioma 3 : terdapat minimal 3 titik
berbeda
Menurut
aksioma 4 : tak semua titik segaris
Berarti
untuk setiap titik P terdapat minimal satu garis yang tidak memuat P.
Menurut aksioma 2 : setia garis memuat minimal 2 titik
berbeda. Sehingga garis yang tak memuat P tadi minimal memuat 2 titik berbeda.
Menurut
aksioma 1, P dan titik-titik pada garis tadi terdapat tepat 1 garis.
Jadi
di setiap titik P ada minimal 2 garis.
TEOREMA -3 Geometri
Incidence
Terdapat tiga garis yang tidak
bersekutu di satu titik.
Bukti
: Menurut aksioma 3 dan 4 berarti ada 3 titik yang tidak segaris. Jadi minimal
ada 3 garis (aksioma 1) dan garis-garis ini tidak bersekutu di satu titik.
Kesejajaran
pada Geometri Incidence
Akisioma-aksioma incidence tidak secara eksplisit
nyatakan keberadaan garis-garis sejajar. Nampak bahawa geometri fano adalah
model geometri incidence yang tidak mempunyai garis-garis sejajar. Hal ini
menunjukkan bahawa eksistensi garis-garis sejajar tidak dapat direduksi adari
aksioma-aksiomanya. Geometri young adalah geometri incidence yang mempunyai
garis-garis sejajar hal ini dapat dilihat (merupakan akibat) dari aksioma -5
nya.
Jika l suatu garis dan P semabarang titik tidak pada l ,
maka terdapat 3 kemungkinan alternatif unutk aksioma ke sejajaran yaitu :
- Tidak ada garis memlaui titik P sejajar dnegan l
- Ada atepat 1 garis melalui P sejajar l
- Ada lebih dari 1 garis melalui P sejajar l
Geometri incidence yang memenuhi alternatif
ke-1 atau ke -3 disebut
Geometri Non Euclid . Geometri incidence yang
memenuhi alternatif ke-2 disebut Geometri Euclid .
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, B. 1990. Geometry Transformasi. Yogyakarta:
FMIPA-UGM.
Wallace, Edward C. 1002. Roads to Gemetry. NewYersey:
Prentice Hall. Inc.
Sekiannnnnnnnnnnn ya weeeyy..
berhentii duyuu buat galau tak tertentu nya. hha :D (emang integral aja yg punya istilah tak tentu : -_-)
~conan, :)
berhentii duyuu buat galau tak tertentu nya. hha :D (emang integral aja yg punya istilah tak tentu : -_-)
~conan, :)