Selasa, 09 September 2014

Model-Model Pemebelajaran dalam Kurikulum 2013 mbak n mas bro..



nahh, selesai lah dulu kita ngebahas yang lain-lain :D
sekarang kita lari ketopik p3m , yg seribet ininy rupanya..
otahee..
let's ckeck this out guys..
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013

1.    Pembelajaran Berbasis Proyek ( Project Based Learning )
a.      Konsep/ Defenisi
Pembelajaran Berbasis Proyek ( Project Based Learning ) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Melalui model pembelajaran ini, proses inquiri dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing perserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subyek (materi) dalam kurikulum. Project Based Learning ini merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik  dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajran Project Based Learning ini memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik berikut ini :
·         Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;
·         Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik ;
·         Peserta didik mendesain proses unu=tuk melakukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang dilakukan;
·         Pesrta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan masalah;
·         Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;
·         Peserta didik secara berkala ,elakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;
·         Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif ; dan
·         Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
b.      Fakta Empirik keberhasilan
Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai berikut :
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
·         Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar , mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka pelru untuk dihargai.
·         Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
·         Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-probelm yang kompleks.
·         Meningkatkan kolaborasi
·         Mendorong peserta didik mendorong untuk mengembangkan dan mempraktikkan kemampuan komunikasi.
·         Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengelola sumber.
·         Memberikan pengalaman peserta didik pembelajran dna praktik dalam mengorganisasi proyek.
·         Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
·      Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
·      Membutuhkan biaya yang cukup banyak
·      Banyak guru yang nyaman dengan kelas tradisional , dimana guru memegang peran utama dikelas
·      Banyak peralatan yang harus disediakan.
·      Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalamai kesulitan.
·      Ada kemumngkinan peserta didik yang kurnag aktif dalam kerja kelompok.
Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan kemampuan seperti kolaborasi dan refleksi. Pembelajaran berbasis proyek membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan sosial mereka, menyebabkan absensi mereka berkurang, dan lebih sedikt masalah disiplin ddikelas. Siswa juga semakin lebih percaya diri berbicara dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa.
Pembelajaran Berbasis Proyek juga menigkatkan antusias untuk belajar. Ketika anak-anak bersemangat dna antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memeperluas minat mereka untuk mata aapelajran lainnya.
c.       Langkah-langkah operasional
·         Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
·         Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
·         Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
·         Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
·         Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
·         Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.
.
d.      Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek
Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek harus dilakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teksnik penilaian  yang dikembangkan oleh Pusat penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian produk. Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut  :

·         Penilaian Proyek
a.    Pengertian
  Penilaian proyek merupakan kegiatan penialaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Ada 3 hal yang haarus dipertimbangkan dalam menilai proyek yaitu (1). Kemampuan pengelolaan; (2). Relevansi ; (3). Keaslian.
b.   Teknik Penilaian Proyek
   Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan , proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu ,Guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penusunan desain, pemgumpulan data, analisis data, dan menyiapkan laporan tertulis.
·      Penilaian Produk
a.      Pengertian
    Penilaian Produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputimpenilaian kemampuan perserta didik membuat produk-produk teknologi dna seni, seperti : makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik dan logam. Pengembangan produk meliputi  3 tahap dan setiap tahap dan setiap tahap diadakan penilaian yaitu : (1).Tahap persiapan, meliputi : penilaian kemampuan peserta didik dna merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk ; (2). Tahap pembuatan produk (Proses), meliputi : penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan mengunakan bahan, alat dna teknik ; (3). Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi : penilaian produk yang dihasilkan perserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
b.      Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik .
(1).  Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan tahap appraisal.
(2).   Cara analitik, yaitun berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan

2.        Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
a.      Konsep/defenisi
1)      Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).
2)      Pembelajaran berbasis masalah meruapakan suatu metode pembelajaran yang menantang perserta didik untuk “belajar bagaimana belajar” bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
b.      Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran
·         Melalui PBL (Problem Based Learning) akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadpan dengan situasi dimana konsep diterapkan.
·         Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan penegtahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
·         PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis , menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja , motivasi internal untuk belajar, dan mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
c.       Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
·      Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
·      Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap malasalah kajian.
·      Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
·      Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
·      Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
d.      Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah
Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portofolio yang merupakan kumpulan sistematis pekerjaan-pekerjaaan siswa yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu. Penilaian dalam pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.

3.        Pembelajaran berbasis Penemuan (Discovery Learning)
a.      Konsep/defenisi
Model Discovery Learning didefinisikan sebagai proses pemebelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasikan sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa :”Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matter in the final form , but rather is required to organize it him self”. (Lefancois dalam Emetembun, 1986 : 103). Ide dasar Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas. Model Discovery Learning adalah memahami konsep , arti , dan hubungan , melalui proses intutif untuk akhirnya sampai kepada seuatu kesimpulan (Budiningsih , 2005 : 43). Discovery terjadi bila individu terlibat.
Dalam mengaplikasikan Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar aktif , sebagaiamana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Dalam metode Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan daam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegoatan menghimpun informasi , membandingkan, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis , mengintegrasikan, mengreorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.
b.      Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran
Berdasarkan fakta dan hasil pengamatan penerapan pendekatan Discovery Learning  dalam pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan Penerapan Discovery Learning.
·         membantu siswa utuk memperbaiki dan ameningkatkan keteranpilan-keterampilan dan proses-proses kognitif.
·         Dapat menguatkn pengertian, ingatan dan transfer
·         Memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
·         Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya
·         Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan guru pun dapat abertindak aasebagai siswa dan peneliti dalam situasi diskusi.
·         Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
·         Mendorong siswa berpikri dan bekerja keras atas inisiatif sendiri.
·         Situasi proses belajar menjadi lebih tertantang/termotivasi
·         Meningkatkan penghargaan pada siswa
·         Dapat menemebangkan bakat dan kecakapan individu
Kelemahan penerapan Discovery Learning
·      Menibulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar . bagi siswa yang kurang pandai , akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep yang tertulis atau lisan.
·      Tidak efisien untuk mengjaar siswa dalam jumlah yang banyak,
c.       Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam proses pemebelajaran.
Menurut Syah (2004: 244) dalam mengaplikasikan Discovery Learning dikelas , ada abeberapa yang harus dilaksanakan dalama kegiatana belajar mengajar sevara umum sebagai berikut :

·           Stimulation (memberi stimulus).
        Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
·         Problem Statement (mengidentifikasi masalah).
Dari tahapan tersebut, peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
·         Data Collecting (mengumpulkan data).
Pada tahapan ini peserta didik diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.
·         Data Processing (mengolah data).
Kegiatan mengolah data akan melatih peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
·         Verification (memferifikasi).
Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
·         Generalization (menyimpulkan).
Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.

Bertambah



Sebenarnya hanya dibalik cover yang penuh tawa. Tapi kalau dilihat dari segi keutuhannya semu itu hanya pelengkap saja agar tidak kelihatan suatu hal. Yaa, entah apapun itu yang dapat mereka simpulkan , tapi yang kuterima hanyalah sebuah hal ynag bersifat main-main saja tidak lebih, kalau pun hal itu benar adanya, mungkin aku harus memihatnya lebih dalam lagi. Karean masih banyak lagi yang terbesit dipirann ini tentang seseorang, ya seseorang yang tidak biasa bagiku, tapi sudah biasa dalam sukma ku. Entah apa maksud dari ini semua, aku pun tidak begitu mengerti, tapi dari ketidak mengertianku selama ini tentang seseorang itu, hal ini sudah mendarah daging, mengakrabkan diri untuk menjadi teman dari setiap hembusan nafas ini. Mungkin akan lebih nyaman rasanya kalo aku dan dia saling mengetahui akan hal itu, tapi ternyata belum sampai ketahap itu sepertinya, dan hanya aku dan Dia yang setia yang bisa membahas tenatng dia dari setiap keheningan malam yang datang, mungkkkiin hal ini sedikit membantu, karena kalau saja dia juga tau, nahhhhhh rasanyaa itu apa yaaa... wkwkwkkwkkwkwkwkwkwkwkwkwkkwkwkw, tauk akkhh geyapp...
Nah pernah suatu ketika,ada kesempatan buat bisa naik kelevel berikutnya (hahah level apaann??) yaah pokoknya ada ada kemajuan dikit laah,  berawal dari suara itu yang membuat aku semakin bisa bertahan, dan mungkin akan tetap terngiang. Dan aku sangat mensyukuri itu. Dan hingga sekarang msih melekat ,apalagi ditambah semua ingatan-ingatan yang menjadi awal komunikasi ini untuk berjalan sampai sekarang, walaupun terkadang seperti untaian indah dari grafik sinus, atau pun cosinus yang melambai melekuk waktu, terkadang turun dan naik, dan selalu memiliki puncak yang tidak cukup satu senyuman untuk menghiasinya. Dan aku membiarkan senyuman itu terus ada, membiarkan diriku untuk tetap dalam koridor ini, tidak mau pergi. Karena aku masih sangat dan tetap akan bersyukur tentang apa yang terjadi. Aku masih dan tetap bersyukur karena telah di pertemukan dengan dia.
Selesai lah dulu kita membicarakan(what??) dia terus, nahhh sekarang aku diperhadapkan dalam suasana baru, mereka yang terdekat versi saat ini. Kadang ntah apa yang ada dipikiran mereka , seolah-olah apa yang mereka lihat itu sudah menjadi satu-satunya alasan yang benar. Aku tau ada maksud baik daari semua pembicaraan yang terkadang nilainya tidak berbobot, tapi aku merasa kasihan ke merekanya karena ketidaktahuan mereka dalam membaca situasi yang tepat untuk membicarakan suatu hal yang menyangkut privasi orang. Aku gak mau menjadikan ini sebagai bahan yang membuatku merasa semakin kecil, karena aku tau mereka hanya membangga kan apa yang mereka ketahui(bukan perkara pengetahuan) kalau aku terpancing dengan hal-hal yang tidak penting seperti itu, apa bedanya aku dengan mereka. Intinya seperti ini, kalo mereka menertawakan aku karena berbeda, maka aku akan tertawa melihat mereka sama.
Tapi yang harus kupelajari dari kondisi ini adalah bukan saling menertawakan, tapi bagaimana supaya aku bisa lebih maju dari mereka yang hanya membanggakan yang baru mereka ketahui dengan cara yang rendah. Jadi gak ada alasan buat ku untuk berhenti belajar untuk menaikkan derajatku dan yang ku tahu aku punya Tuhan yang Hebat yang setia, yang bisa menjadi mitra, sahabat, teman diskusi, dan penasehat ku, bukan teman yang banyak, yang banyak ngomong, yang banyak pamer,yang banyak cakap, yang banyak politiknya,yang banyak kepura-puraaanya, dan banyak keegoisannya dan yang paling parahnya yang paling banyak ketaktahu-diriannya.
Dan itu lah dia yang menjadi pelajaran baru karena berada diantara mereka.