nahh, selesai lah dulu kita ngebahas yang lain-lain :D
sekarang kita lari ketopik p3m , yg seribet ininy rupanya..
otahee..
let's ckeck this out guys..
otahee..
let's ckeck this out guys..
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013
1.
Pembelajaran
Berbasis Proyek ( Project Based Learning
)
a.
Konsep/
Defenisi
Pembelajaran Berbasis Proyek ( Project Based Learning ) adalah model pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi
dan memahaminya. Melalui model pembelajaran ini, proses inquiri dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing
perserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai
subyek (materi) dalam kurikulum. Project
Based Learning ini merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi
dan usaha peserta didik.
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki
gaya belajar yang berbeda, maka pembelajran Project
Based Learning ini memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk
menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi
dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik
berikut ini :
·
Peserta didik membuat keputusan tentang
sebuah kerangka kerja;
·
Adanya permasalahan atau tantangan yang
diajukan kepada peserta didik ;
·
Peserta didik mendesain proses unu=tuk
melakukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang dilakukan;
·
Pesrta didik secara kolaboratif
bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan
masalah;
·
Proses evaluasi dijalankan secara
kontinyu;
·
Peserta didik secara berkala ,elakukan
refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;
·
Produk akhir aktivitas belajar akan
dievaluasi secara kualitatif ; dan
·
Situasi pembelajaran sangat toleran
terhadap kesalahan dan perubahan.
b.
Fakta
Empirik keberhasilan
Kelebihan dan
kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Keuntungan
Pembelajaran Berbasis Proyek
·
Meningkatkan motivasi belajar peserta
didik untuk belajar , mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan
penting, dan mereka pelru untuk dihargai.
·
Meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah.
·
Membuat peserta didik menjadi lebih
aktif dan berhasil memecahkan problem-probelm yang kompleks.
·
Meningkatkan kolaborasi
·
Mendorong peserta didik mendorong untuk
mengembangkan dan mempraktikkan kemampuan komunikasi.
·
Meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam mengelola sumber.
·
Memberikan pengalaman peserta didik
pembelajran dna praktik dalam mengorganisasi proyek.
·
Melibatkan para peserta didik untuk
belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki.
Kelemahan Pembelajaran
Berbasis Proyek
· Memerlukan
banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
· Membutuhkan
biaya yang cukup banyak
· Banyak
guru yang nyaman dengan kelas tradisional , dimana guru memegang peran utama
dikelas
· Banyak
peralatan yang harus disediakan.
· Peserta
didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan
mengalamai kesulitan.
· Ada
kemumngkinan peserta didik yang kurnag aktif dalam kerja kelompok.
Pembelajaran Pembelajaran Berbasis
Proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan kemampuan seperti kolaborasi
dan refleksi. Pembelajaran berbasis proyek membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan sosial mereka, menyebabkan absensi mereka berkurang, dan lebih sedikt
masalah disiplin ddikelas. Siswa juga semakin lebih percaya diri berbicara
dengan kelompok orang, termasuk orang dewasa.
Pembelajaran Berbasis Proyek juga
menigkatkan antusias untuk belajar. Ketika anak-anak bersemangat dna antusias
tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih banyak
terlibat dalam subjek dan kemudian memeperluas minat mereka untuk mata
aapelajran lainnya.
c.
Langkah-langkah
operasional
·
Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini
sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap
pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
·
Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata
menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui
percobaan.
·
Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah
proyek. Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan
waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
·
Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru
melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta
didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
·
Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau
penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
·
Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan
untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada
mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.
.
d.
Penilaian
Pembelajaran Berbasis Proyek
Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek harus
dilakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Penilaian
Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teksnik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat penilaian Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian produk. Penilaian
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
·
Penilaian
Proyek
a.
Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penialaian
terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Ada 3 hal
yang haarus dipertimbangkan dalam menilai proyek yaitu (1). Kemampuan
pengelolaan; (2). Relevansi ; (3). Keaslian.
b.
Teknik
Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari
perencanaan , proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu ,Guru
perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penusunan
desain, pemgumpulan data, analisis data, dan menyiapkan laporan tertulis.
· Penilaian Produk
a.
Pengertian
Penilaian Produk adalah penilaian terhadap
proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputimpenilaian
kemampuan perserta didik membuat produk-produk teknologi dna seni, seperti :
makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang
terbuat dari kayu, keramik, plastik dan logam. Pengembangan produk
meliputi 3 tahap dan setiap tahap dan
setiap tahap diadakan penilaian yaitu : (1).Tahap persiapan, meliputi :
penilaian kemampuan peserta didik dna merencanakan, menggali, dan mengembangkan
gagasan, dan mendesain produk ; (2). Tahap pembuatan produk (Proses), meliputi
: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan mengunakan bahan, alat
dna teknik ; (3). Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi : penilaian
produk yang dihasilkan perserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
b. Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk
biasanya menggunakan cara holistik atau analitik .
(1). Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan
keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan tahap appraisal.
(2). Cara analitik, yaitun berdasarkan aspek-aspek
produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua
tahap proses pengembangan
2.
Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
a.
Konsep/defenisi
1) Pembelajaran
berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan
masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam
kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja
dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).
2) Pembelajaran
berbasis masalah meruapakan suatu metode pembelajaran yang menantang perserta
didik untuk “belajar bagaimana belajar” bekerja secara berkelompok untuk
mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
b.
Fakta
Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran
·
Melalui PBL (Problem Based Learning) akan terjadi pembelajaran bermakna.
Peserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan
pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang
diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta
didik berhadpan dengan situasi dimana konsep diterapkan.
·
Dalam situasi PBL, peserta didik
mengintegrasikan penegtahuan dan keterampilan secara simultan dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
·
PBL dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis , menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja , motivasi
internal untuk belajar, dan mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja
kelompok.
c.
Tahap-tahap
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran
ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai
permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pengetahuan
yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah pembelajaran sebagai
berikut:
· Mengorientasi
peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati
masalah yang menjadi objek pembelajaran.
· Mengorganisasikan
kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran salah satu kegiatan agar
peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap
malasalah kajian.
· Membimbing
penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik melakukan
percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau
menyelesaikan masalah yang dikaji.
· Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data yang ditemukan dari
percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
· Analisis dan
evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat jawaban
terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
d.
Penilaian
Pembelajaran Berbasis Masalah
Penilaian
Pembelajaran Berbasis Masalah dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portofolio
yang merupakan kumpulan sistematis pekerjaan-pekerjaaan siswa yang dianalisis
untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu. Penilaian dalam
pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.
3.
Pembelajaran
berbasis Penemuan (Discovery Learning)
a.
Konsep/defenisi
Model
Discovery Learning didefinisikan
sebagai proses pemebelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan
pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasikan sendiri.
Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa :”Discovery
Learning can be defined as the learning that takes place when the student is
not presented with subject matter in the final form , but rather is required to
organize it him self”. (Lefancois dalam Emetembun, 1986 : 103). Ide dasar
Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan
aktif dalam belajar di kelas. Model Discovery
Learning adalah memahami konsep , arti , dan hubungan , melalui proses
intutif untuk akhirnya sampai kepada seuatu kesimpulan (Budiningsih , 2005 :
43). Discovery terjadi bila individu terlibat.
Dalam
mengaplikasikan Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar aktif , sebagaiamana pendapat
guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan. Dalam metode Discovery Learning bahan ajar tidak
disajikan daam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegoatan
menghimpun informasi , membandingkan, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis , mengintegrasikan, mengreorganisasikan bahan serta membuat
kesimpulan.
b.
Fakta
Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran
Berdasarkan fakta dan
hasil pengamatan penerapan pendekatan Discovery
Learning dalam pembelajaran memiliki
kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan
Penerapan Discovery Learning.
·
membantu siswa utuk memperbaiki dan
ameningkatkan keteranpilan-keterampilan dan proses-proses kognitif.
·
Dapat menguatkn pengertian, ingatan dan
transfer
·
Memungkinkan siswa berkembang dengan
cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
·
Membantu siswa memperkuat konsep
dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya
·
Berpusat pada siswa dan guru berperan
sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan guru pun dapat abertindak
aasebagai siswa dan peneliti dalam situasi diskusi.
·
Membantu siswa menghilangkan skeptisme
(keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau
pasti.
·
Mendorong siswa berpikri dan bekerja
keras atas inisiatif sendiri.
·
Situasi proses belajar menjadi lebih
tertantang/termotivasi
·
Meningkatkan penghargaan pada siswa
·
Dapat menemebangkan bakat dan kecakapan
individu
Kelemahan penerapan Discovery
Learning
· Menibulkan
asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar . bagi siswa yang kurang pandai
, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan
antara konsep-konsep yang tertulis atau lisan.
· Tidak
efisien untuk mengjaar siswa dalam jumlah yang banyak,
c.
Langkah-langkah
Operasional Implementasi dalam proses pemebelajaran.
Menurut Syah (2004:
244) dalam mengaplikasikan Discovery Learning dikelas , ada abeberapa yang
harus dilaksanakan dalama kegiatana belajar mengajar sevara umum sebagai
berikut :
·
Stimulation (memberi stimulus).
Pada kegiatan ini guru memberikan
stimulan, dapat berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi
pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat
pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca,
mengamati situasi atau melihat gambar.
·
Problem Statement (mengidentifikasi masalah).
Dari tahapan tersebut, peserta didik
diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada
kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari
informasi, dan merumuskan masalah.
·
Data Collecting (mengumpulkan data).
Pada tahapan ini peserta didik
diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat
digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini
juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta
didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika
satu alternatif mengalami kegagalan.
·
Data Processing (mengolah data).
Kegiatan mengolah data akan melatih
peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan
konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini
juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
·
Verification (memferifikasi).
Tahapan ini mengarahkan peserta
didik untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui
berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari
sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya
sehingga menjadi suatu kesimpulan.
·
Generalization (menyimpulkan).
Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk
menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan
yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi
peserta didik.